Mengapa seri rumah masih dilestarikan di era modern? Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benak kita ketika melihat perkembangan arsitektur modern yang semakin maju. Namun, banyak yang masih mempertahankan seri rumah sebagai bagian dari kebudayaan dan sejarah bangsa.
Menurut arsitek ternama, Budi Susanto, seri rumah merupakan bagian penting dari identitas budaya masyarakat Indonesia. “Seri rumah tidak hanya sekadar bangunan tempat tinggal, namun juga mencerminkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan,” ujarnya.
Selain itu, seri rumah juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Profesor arsitektur, Dr. Hadi Kuncoro, menyatakan bahwa seri rumah memiliki keindahan dan keunikan tersendiri yang tidak dapat ditemui pada bangunan modern. “Seri rumah menggambarkan kekayaan warisan budaya yang harus dijaga agar tidak punah,” tambahnya.
Tidak hanya itu, seri rumah juga dianggap sebagai investasi jangka panjang yang menguntungkan. Menurut data dari Asosiasi Pengembang Perumahan Indonesia, harga seri rumah cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa seri rumah masih diminati oleh masyarakat sebagai tempat tinggal atau investasi properti.
Dalam konteks keberlanjutan lingkungan, seri rumah juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bangunan modern yang cenderung menggunakan material yang kurang ramah lingkungan. Menurut penelitian dari Green Building Council Indonesia, seri rumah tradisional memiliki kualitas termal yang baik sehingga dapat mengurangi penggunaan energi untuk pendinginan atau pemanasan ruangan.
Dengan berbagai alasan tersebut, tidak mengherankan jika seri rumah masih dilestarikan di era modern. Seri rumah bukan hanya sekadar bangunan, namun juga merupakan bagian penting dari identitas budaya, nilai estetika, investasi properti, dan keberlanjutan lingkungan. Sebagai masyarakat Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan seri rumah sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dihargai dan dilestarikan.